Majene, Menitsulbar – Wakil Bupati Majene, Dr. Hj. Andi Ritamariani, M.Pd, menghadiri Safari Ramadan perdana 1446 H/2025 M di Masjid Raya Raudhatul Abidin Saleppa Banggae, Majene. Dalam sambutannya sebelum Salat Tarawih, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat yang hadir serta mengajak untuk memanfaatkan bulan suci ini dengan meningkatkan ibadah dan kebersamaan. (05/03/2025)
Hj. Andi Ritamariani juga menyinggung hasil Pilkada yang telah mengantarkan dirinya bersama Bupati H. A. Achmad Syukri untuk memimpin Majene. Ia berharap dukungan penuh masyarakat dalam menjalankan pemerintahan demi kemajuan daerah.
“Harapan kita semua adalah membawa Majene ke arah yang lebih baik. Apa yang baik akan kita lanjutkan dan tingkatkan, sedangkan yang masih kurang harus kita perbaiki bersama,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan seluruh elemen masyarakat, termasuk akademisi, TNI/Polri, pihak swasta, dan media. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan Majene ke arah yang lebih baik.
Tantangan Pembangunan: Kemiskinan, Pengangguran, dan Stunting Dalam sambutannya, Hj. Andi Ritamariani memaparkan berbagai tantangan yang masih dihadapi Kabupaten Majene. Di antaranya, angka kemiskinan yang masih berada di kisaran 13%, tingkat pengangguran yang tinggi, serta angka stunting yang mencapai 30,5%.
Selain itu, ia menyoroti rendahnya capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang baru mencapai 70%. Menurutnya, anggaran yang terbatas menjadi kendala dalam pembangunan infrastruktur, terutama dalam menghadapi kebijakan efisiensi anggaran secara nasional.
Salah satu isu utama yang disoroti Wakil Bupati Majene adalah permasalahan sampah yang masih belum tertangani dengan baik. Ia menegaskan bahwa tanpa kesadaran masyarakat, permasalahan ini tidak akan terselesaikan.
“Saya bahkan sulit tidur ketika media mengangkat isu tumpukan sampah dekat kediaman saya. Jika tim khusus Presiden memantau dan melaporkannya, kita akan merasa malu,” ungkapnya.
Pemerintah Kabupaten Majene berencana mengalokasikan anggaran lebih dari Rp200 juta untuk penanganan sampah. Namun, keterbatasan sarana dan mekanisme pengelolaan masih menjadi kendala utama. Ia menekankan bahwa kesadaran masyarakat menjadi faktor kunci dalam menyelesaikan persoalan ini.
“Di Bukittinggi, masyarakat memiliki kesepakatan bahwa sampah hanya boleh dibuang pada jam tertentu, sehingga lingkungan tetap bersih. Kita harus menanamkan kesadaran serupa di Majene,” tambahnya.
Sebagai bagian dari program 100 hari kerja, Pemkab Majene mencanangkan Gerakan Majene Mapaccing (Majene Bersih) dan Majene Terang untuk mengatasi persoalan lingkungan dan infrastruktur dasar.
Dalam upaya menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok selama Ramadan, pemerintah daerah juga akan membuka pasar Ramadan. Selain itu, reformasi birokrasi menjadi salah satu fokus utama dengan memperbaiki regulasi agar program-program pemerintah dapat berjalan sesuai aturan yang berlaku.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap rumah ibadah, Wakil Bupati Majene bersama Anggota DPRD Majene menyerahkan bantuan hibah kepada pengurus Masjid Raya Raudhatul Abidin Saleppa Banggae. Ia berharap bantuan ini dapat meningkatkan kenyamanan jamaah dalam beribadah.