Mamuju, 09 Oktober 2025 — Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana, mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mamuju melaksanakan Praktik Manajemen Bencana yang berlangsung selama empat hari. Kegiatan ini melibatkan berbagai instansi terkait, di antaranya Basarnas, PSC 119, dan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Mamuju, sebagai bentuk kolaborasi dalam pelatihan penanganan kegawatdaruratan bencana.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Plt. Direktur Poltekkes Kemenkes Mamuju, Dr. Fajrillah Kolomboy, S.Kep., Ns., M.Kep. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya kesadaran dan kesiapan menghadapi potensi bencana, mengingat Indonesia merupakan negara yang berada di wilayah Ring of Fire atau cincin api dunia, yang rentan terhadap berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, hingga kebakaran.
“Mitigasi bencana adalah aspek penting dalam mengurangi dampak negatif dari setiap kejadian bencana. Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini karena melibatkan mitra kerja yang kompeten, seperti Basarnas, PSC 119, dan Damkar, untuk mendukung kemampuan mahasiswa dalam praktik lapangan,” ungkapnya.
Sementara itu, dosen penanggung jawab mata kuliah Manajemen Bencana, Syafruddin, S.ST., M.Tr.Kep, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah wajib bagi mahasiswa tingkat akhir. Praktik ini bertujuan untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori keperawatan gawat darurat dan manajemen bencana di lapangan.
“Sebanyak 23 mahasiswa mengikuti praktik ini selama empat hari. Puncak kegiatan berlangsung hari ini, Kamis (09/10), melalui simulasi bencana dengan skenario terjadinya gempa bumi dan kebakaran gedung kampus. Alhamdulillah, seluruh rangkaian simulasi berjalan lancar, dan mahasiswa mampu menjalankan perannya masing-masing dengan baik,” ujarnya.
Salah satu peserta kegiatan, Faizah Inayah, mengungkapkan rasa bangganya dapat mengikuti praktik tersebut. Ia menilai kegiatan ini memberikan pengalaman langsung yang sangat berharga bagi mahasiswa.
“Praktik ini benar-benar menambah wawasan dan keterampilan kami dalam menghadapi situasi bencana. Keterlibatan dosen, mitra kampus, serta dukungan fasilitas laboratorium sangat membantu kami dalam memahami penanganan kegawatdaruratan. Inilah salah satu alasan kami memilih kuliah di kampus negeri Polkes Mamuju,” pungkasnya.
Kegiatan simulasi tanggap bencana ini diharapkan mampu membentuk mahasiswa yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga tanggap, sigap, dan terampil dalam memberikan pertolongan pada situasi bencana di masyarakat.
(Penulis: Andi Nasir / Editor: Redaksi Menitsulbar.News)