Majene, Menitsulbar – Senyum sumringah dan rasa syukur terpancar dari wajah warga Dusun Tamajannang, Desa Ulumanda, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Setelah sekian lama menanti, jembatan gantung yang menjadi urat nadi akses mereka akhirnya bisa dilalui. Meski masih dalam tahap perbaikan, jembatan ini telah memberikan harapan baru bagi masyarakat yang selama ini menghadapi kesulitan mobilitas akibat akses yang terbatas.
Jembatan ini menjadi simbol perjuangan dan keteguhan hati warga setempat. Dengan segala keterbatasan, mereka bergotong royong membangun dan memperbaiki jembatan yang sebelumnya rusak parah. Di tengah tantangan cuaca dan medan yang sulit, semangat kebersamaan mengalahkan segala keterbatasan. Satu per satu, tiang jembatan diperbaiki, tali baja dikencangkan, dan lantai jembatan dipasangi papan agar bisa dilalui dengan aman.
Seorang warga setempat, Rahman (45), tidak bisa menyembunyikan rasa harunya. “Dulu kami harus menyeberangi sungai dengan rakit atau berjalan jauh memutar untuk mencapai desa sebelah. Sekarang, meskipun belum sempurna, setidaknya kami bisa melewati jembatan ini tanpa takut terjatuh,” ujarnya penuh syukur.
Kondisi infrastruktur di wilayah Ulumanda memang menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat. Banjir dan tanah longsor kerap menghancurkan jalur transportasi, membuat banyak daerah terisolasi. Jembatan Gantung Tamajannang adalah salah satu infrastruktur vital yang menghubungkan beberapa dusun dan desa di sekitar Kecamatan Ulumanda. Sebelumnya, kerusakan parah pada jembatan ini menghambat aktivitas warga, terutama bagi anak-anak yang harus pergi ke sekolah dan petani yang membawa hasil panen mereka ke pasar.
Gotong royong menjadi kunci keberhasilan pembangunan kembali jembatan ini. Tanpa adanya anggaran besar dari pemerintah, masyarakat bahu-membahu mengumpulkan material, menyumbangkan tenaga, dan bekerja keras agar jembatan ini dapat digunakan kembali. “Kami sadar, kalau tidak bergerak sendiri, siapa lagi yang akan membantu? Ini adalah jembatan kehidupan kami,” kata Mulyadi, salah satu tokoh masyarakat yang turut serta dalam perbaikan jembatan.
Meski sudah bisa digunakan, perbaikan jembatan ini belum sepenuhnya selesai. Beberapa bagian masih perlu penguatan agar lebih kokoh dan aman untuk jangka panjang. Oleh karena itu, warga berharap adanya dukungan dari pemerintah maupun pihak terkait untuk menyempurnakan pembangunan jembatan ini.
Pj. Kepala Desa Ulumanda, Ismail, mengapresiasi semangat gotong royong masyarakat dan berjanji akan mengupayakan bantuan tambahan. “Apa yang dilakukan warga adalah bukti nyata bahwa kebersamaan bisa mengatasi kesulitan. Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan dukungan lebih lanjut, agar jembatan ini benar-benar bisa bertahan lama,” ungkapnya.
Bagi masyarakat Tamajannang, jembatan ini bukan sekadar penghubung dua sisi sungai, tetapi juga penghubung harapan dan masa depan. Dengan adanya akses yang lebih baik, diharapkan kehidupan ekonomi, pendidikan, dan sosial di daerah ini bisa berkembang lebih baik lagi. (Serman)
Penulis : Hes46


